Sabtu, 22 November 2008

akhlak


-->

Pendidikan akhlak merupakan permasalahan utama yang selalu menjadi tantangan manusia dalam sepanjang sejarahnya. Sejarah menunjukkan bahwa suatu bangsa akan kokoh apabila akhlaknya kokoh dan sebaliknya akan runtuh apabila akhlaknya rusak. Nabi Muhammad SAW, yang dijadikan sentral figur umat Islam dengan risalah yang dibawanya untuk menyempurnakan akhlak harus dijadikan suri teladan. Dalam Q.S. Al-Ahzâb, 33: 21 dijelaskan:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فىِ رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُوْا اللهَ وَاليَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (Rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Depag, 1978: 670)
Kebesaran Nabi Muhammad SAW memperoleh pengakuan sebagai tokoh urutan pertama yang paling berpengaruh dalam sejarah dari seorang non-muslim, yaitu Michael H. Hart dalam bukunya yang berjudul The 100, a Ranking of the Most Influential Person in History. Kebesaran Nabi Muhammad SAW disebabkan oleh ketinggian akhlaknya. Oleh karena itu, tujuan pendidikan akhlak Islam harus diarahkan pada terbentuknya manusia yang berakhlak mulia (al-akhlâq al-karîmah), hanya saja pemahaman dan cara yang ditempuh untuk mencapai akhlak mulia tersebut berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Karena itu, pendidikan yang mampu mendorong terciptanya daya pikir yang kuat dan rasa yang diselaraskan dengan akhlak yang mulia merupakan hal yang tidak dapat dielakkan lagi dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Suwito (2004:24) menyatakan bahwa:
Pendidik berpendapat bahwa penyebab kemunduran umat Islam disebabkan adanya pendidikan yang salah. Pendidikan yang diselenggarakan tidak lagi menghasilkan anak didik yang dinamis dan tanggap terhadap kemajuan zaman. Pada abad ke-13 dunia Islam tersebar pendapat bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Karena itu, pendidikan yang terjadi ketika itu bukan lagi melahirkan manusia yang dinamis melainkan fatalistis dan statis tarekat dengan pengaruh negatifnya telah melanda dunia Islam.

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More