Minggu, 25 Oktober 2015

Akhlak dalam Bersepeda Motor

Blog post ini dibuat dalam rangka mengikuti Kompetisi Menulis Cerpen "Tertib, Aman, dan Selamat Bersepeda Motor di Jalan." #SafetyFirst Diselenggarakan oleh Yayasan Astra-Honda Motor dan Nulisbuku.com
 
 
Sepeda motor merupakan salah satu sarana transportasi yang saat ini paling banyak digunakan oleh seluruh masyarakat, khususnya di Indonesia. Saya termasuk salah satu pengguna sarana transportasi tersebut. Tentunya banyak kelebihan yang dirasakan bagi pengguna sepeda motor dibandingkan dengan kendaraan lainnya. Dibandingkan dengan yang lainnya – sebut saja mobil –, motor dapat lebih efektif dan efisien dalam mengarungi jalan raya. Saya sebagai pengguna sepeda motor dapat merincikan beberapa kelebihan bersepeda motor, di antaranya adalah: (1) Menghindari kemacetan. Alasan tersebut, saya yakin dirasakan pula oleh para pengguna motor lainnya. Hampir di seluruh kota besar di Indonesia, pengguna jalan raya akan selalu dihadapkan dengan permasalahan di jalan raya, yaitu kemacetan. Terutama pada jam-jam sibuk, seperti pagi hari dimana orang-orang memulai aktivitas. Siang hari, dimana sebagian orang istirahat untuk mencari makan dan refreshing. Dan sore hari, dimana orang-orang mulai kembali dari aktivitasnya menuju rumah masing-masing. Dengan menggunakan kendaraan motor, perjalanan pun akan lebih mudah dan gampang lagi karena motor dapat menyalip ke kanan dan kiri mobil tanpa terhalang dengan kemacetan. Berbeda halnya dengan mobil yang tentunya harus menunggu giliran manakala akan melaju kendaraannya. Dan juga tidak semudah motor untuk dapat menyalip ke kanan atau kiri kendaraan lainnya. (2) Faktor Ekonomis. Kendaraan roda dua alias motor tentu lebih irit dan menghemat bahan bakar dibandingkan dengan mobil. Sehingga bagi seseorang, termasuk saya sendiri yang ingin berhemat tentunya pilihan menggunakan motor adalah pilihan yang tepat untuk saat ini. Dua faktor tersebut merupakan alasan utama bagi saya untuk menggunakan motor dalam beraktivitas, yang hingga saat ini masih tetap saya lakukan. Terutama bagi saya yang berdomisili dan beraktivitas di kota Bandung, dimana tingkat kemacetannya cukup tinggi. Namun demikian, dibalik faktor penunjang tersebut, saya tidak menafikan bahwa ada kekurangan dalam menggunakan kendaraan motor. Di antaranya adalah berkaitan dengan cuaca. Bersepeda motor tentunya akan langsung menerima cuaca apa pun yang Tuhan berikan. Artinya ketika musim kemarau atau panas, jelas akan lebih terasa kepanasan dibandingkan dengan mobil yang ada pendinginnya. Begitu pun ketika musim hujan, maka akan terasa lebih kedinginan dan basah kuyup dibandingkan dengan mobil yang tertutup. Selain itu, kapasitas bersepeda motor jelas lebih sedikit dibandingkan dengan berkendara menggunakan mobil. Naik motor paling banyak tiga orang, itu pun satu di antaranya adalah anak kecil. Dua paragraf di atas adalah beberapa hal yang melatarbelakangi saya untuk bersepeda motor dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Berikut saya akan memaparkan beberapa pengalaman saya selama bersepeda motor berdasarkan apa yang saya lihat, saya dengar, dan saya rasakan. Pengalaman tersebut saya hubungkan dengan akhlak atau etika dalam berkendaraan dan berlalu lintas. Saya ingin berbagi ilmu terlebih dahulu berkaitan dengan akhlak sebelum membahas tentang akhlak berlalu lintas, di antaranya bagi pengendara sepeda motor. Mayoritas dari masyarakat, termasuk para pembaca semuanya telah mengetahui bahwa akhlak tersebut dibagi menjadi dua, yaitu akhlak yang baik atau yang biasa dikenal dengan istilah al-akhlaq al-karimah dan yang kedua adalah akhlak tercela atau yang biasa dikenal dengan istilah al-akhlaq al-mazmumah. Dari pembagian akhlak tersebut, setiap manusia diberikan pilihan oleh Tuhan (Allah Swt) untuk menentukan jalan hidupnya. Apabila ia senantiasa melakukan akhlak yang baik (terpuji), maka tentunya surgalah balasan yang terbaik baginya. Namun, apabila ia senantiasa melakukan akhlak yang buruk (tercela), maka tentunya nerakalah tempat baginya kelak di akhirat. Ada pun definisi dari akhlak itu sendiri yang berhasil saya rangkum dari pendapat para ulama adalah suatu aktivitas, kegiatan, dan kondisi yang terbentuk melalui pembiasaan (kebiasaan) sehingga lama-kelamaan akan tertanam dalam diri seseorang yang di kemudian hari akan dengan mudahnya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari tanpa pertimbangan lagi. Dengan kata lain, ia secara spontan akan langsung melakukan suatu aktivitas tanpa dipikir-pikir lagi. Sebagai contoh, seseorang dikatakan memiliki akhlak yang jelek dalam berbicara apabila ia telah terbiasa dan terus-menerus melakukan (perkataan buruk) dalam kesehariannya sehingga pada saat ia melakukannya lagi, ia langsung spontan tanpa mempertimbangkannya apakah yang diucapkannya tersebut baik atau tidak. Ia tidak memikirkan lagi apakah yang diucapkannya tersebut sopan atau tidak. Nah...yang ingin saya share-kan disini adalah berkaitan dengan akhlak yang tidak baik yang dilakukan oleh para pengendara sepeda motor. Di antaranya adalah: 1. Meludah Akhlak tidak terpuji (buruk) yang pertama kali saya sampaikan berdasarkan pengalaman adalah perilaku meludah pada saat seseorang melaju dan mengendarai sepeda motornya. Hal tersebut membuat saya sangat jengkel dan miris juga dengan perilakunya tersebut. Bagaimana tidak?. Kalau ia meludahnya dipinggir jalan sih tidak menjadi masalah dan mengganggu orang lain. Dalam artian, ketika ia ingin meludah pada saat berkendaraan, ia berhenti terlebih dahulu dipinggir jalan dan mencari tempat yang pas untuk meludah, seperti selokan yang ada di pinggir jalan atau tempat lainnya yang semestinya diperuntukkan untuk meludah. Bahkan di beberapa negara sudah diterapkan hukuman dan sanksi bagi orang yang meludah sembarangan. Namun, apa jadinya apabila seseorang meludah sambil melaju dan mengendarai sepeda motornya. Hal tersebut tentu akan menjadi masalah dan mengganggu orang lain. Dampak yang diperbuatnya akan menjadikan seseorang menjadi terganggu dan merasa jengkel bahkan marah kepadanya. Jadi, ketika ia meludah tersebut, maka air liur (ludah) tersebut akan mengenai pengendara motor yang berada dibelakangnya. Apabila ia meludah ke arah kiri, maka akan mengenai orang yang berada di bagian belakang kirinya. Dan apabila ia meludah ke kanan, maka akan mengenai orang yang berada di bagian belakang kanannya. Air ludahnya mungkin hanya mengenai motor yang di belakangnya tersebut, akan tetapi banyak juga kejadian kalau air ludahnya tersebut mengenai orang atau pengendaranya langsung. Hal tersebut tentunya akan menjadikan konflik dan pertengkaran antar sesama pengendara sepeda motor selama berada di jalan raya. 2. Membuang puntung rokok Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang banyak digemari oleh masyarakat di Indonesia. Dirasakan undang-undang dan peraturan yang diterapkan di negara kita belum maksimal. Hal tersebut dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, di mana para perokok melakukan aktivitasnya (merokok) tersebut tak mengenal waktu, tempat, dan kondisi. Tak terkecuali ketika sedang berkendaraan, baik kendaraan motor mau pun mobil. Saya akan ceritakan kembali suatu pengalaman yang merupakan bagian dari kebiasaan buruk (akhlak tercela), yaitu seorang pengendara motor yang merokok selama mengendarai motor kemudian sisa dari rokok (puntung) tersebut ia buang seenaknya di jalan raya. Hal tersebut tentunya akan merugikan, baik bagi dirinya sendiri yang akan menjadi suatu kebiasaan yang buruk dan juga bagi orang lain. Akan menjadi suatu konflik dalam berkendara di jalan raya yang disebabkan oleh seseorang yang membuang puntung rokok sembarangan, karena sebagaimana meludah, orang yang membuang puntung rokok akan menyebabkan orang lain terkena puntung rokok yang dibuangnya. Akan sangat berbahaya lagi apabila puntung rokok yang dibuangnya tersebut masih menyisakan bara api yang tentunya sangat berbahaya apabila mengenai pengendara motor yang berada di belakangnya. Saya sendiri pun pernah memarahi orang yang membuang puntung rokok sembarangan ketika ia sedang mengendarai sepeda motor. 3. Membuang sampah Kebiasaan buruk lainnya yang suka dilakukan oleh pengendara sepeda motor adalah membuang sampah sembarangan. Hal tersebut juga masih sering saya jumpai hingga saat ini. Perilaku buruk tersebut dilakukan mulai dari membuang sampah yang paling kecil seperti bungkus permen hingga sampah yang cukup besar dan banyak seperti plastik atau kertas bekas bungkus gorengan. Sangat miris dan terkadang jengkel dengan perbuatan orang-orang seperti ini, karena ia benar-benar tidak menghargai dan menghormati pengguna jalan raya lainnya yang menginginkan kenyamanan dan kebersihan dalam menggunakan jalan raya. Kejadian yang terjadi di depan mata kepala saya sendiri adalah suatu saat kondisi di jalan raya di kawasan Bandung sedang macet. Kemudian ada pengendara sepeda motor yang berboncengan dengan seorang wanita yang sedang makan gorengan selama di perjalanan. Karena kondisi macet, maka terkadang posisi saya berada di depannya, di sampingnya, bahkan terkadang di belakangnya. Pada saat posisi saya sedang berada di sampingnya, wanita tersebut membuang sampah bekas gorengan tersebut dengan seenaknya ke jalan raya tepat dibawah kendaaraan motornya. Sampah yang dibuang pun tak tanggung-tanggung, yaitu bungkus gorengan yang terbuat dari kertas sekaligus bungkus plastiknya. Saya dan beberapa orang pengendara motor lainnya memperhatikannya sambil geleng-geleng kepala. Namun, ia tetap aja cuek dan seolah-olah apa yang barusan dilakukannya tersebut bukan sesuatu hal yang mengganggu kenyamanan. Saya pun memberanikan diri untuk menegurnya, “Bu, kenapa sampahnya dibuang sembarangan?”. Namun, kembali dengan dengan wajah tanpa dosa dan tanpa sepatah kata pun, ia hanya bisa tersenyum. Miris sekali melihat kejadian seperti ini. Kejadian berikutnya juga saya melihat langsung seorang wanita yang sedang dibonceng di motor, kemudian selama dalam perjalanan ia memakan buah rambutan. Sekali lagi sangat disayangkan, ia membuang kulit dari rambutan dan bijinya tersebut ke jalan raya dengan seenaknya. Kondisi jalan pada saat itu tidak begitu macet, akan tetapi dengan posisi saya di belakangnya terlihat jelas kalau selama dalam perjalanan dan selama ia makan buah rambutan, maka selama itu pula ia membuang kulit dan biji rambutan tersebut ke jalan raya. 4. Menaiki trotoar Ada satu kebiasaan lagi dalam bersepeda motor yang merupakan bagian dari akhlak tercela. Perbuatan tersebut adalah seorang pengendara sepeda motor yang mengambil hak orang lain, dalam hal ini adalah mengambil hal pejalan kaki. Hak pejalan kaki di jalan raya di antaranya adalah dapat menggunakan trotoar yang diperuntukan baginya. Namun, sangat disayangkan yang terjadi di beberapa kota besar, termasuk di kota di mana saya tinggal dan beraktivitas. Mereka (para pengguna motor ) dengan seenaknya menerobos dan menggunakan trotoar sebagai lintasan mereka. Hal tersebut memang disebabkan oleh kemacetan yang menguras emosi, sehingga menjadikan beberapa pengendara motor “menghalalkan” segala cara termasuk menggunakan trotoar sebagai lintasannya. Di Jakarta saya lihat dari berbagai media sudah ada suatu komunitas “penyeleamat” trotoar, yang berperan untuk mengingatkan para pengendara sepeda motor supaya tidak menggunakan trotoar sebagai lintasannya. Namun, disayangkan contoh baik dari komunitas tersebut belum banyk diikuti di berbagai kota lainnya. Sehingga konflik di jalan raya pun tentunya akan terjadi, salah satunya dari pengguna motor yang mengambil hak pejalan kaki. Empat poin di atas merupakan segelintir permasalahan di jalan raya yang termasuk akhlak tercela yang banyak dilakukan oleh para pengendara sepeda motor. Permasalahan tersebut apabila tidak diselesaikan tentunya akan berdampak pada terjadinya konflik di jalan raya. Contoh-contoh dari perbuatan tersebut di atas tentunya bukan suatu hal yang patut ditiru oleh siapa pun. Justru harus dihilangkan sehingga kenyamanan dalam berkendara dapat tercapai. Untuk itu, sebagai solusi dalam pembahasan ini, saya pribadi mengetuk hati para pengendara sepeda motor untuk lebih meningkatkan lagi kesadaran diri dalam menerapkan akhlak berkendaraan. Semua orang termasuk para pengendara juga harus berani untuk saling mengingatkan pengendara sepeda motor lainnya apabila terjadi penyimpangan di jalan raya. Dan terakhir, saya mengharapkan aturan yang tegas terhadap semua tidak penyimpangan dalam berkendaraan, khususnya yang dilakukan oleh para pengendara sepeda motor.

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More